Home > EPC and Migas > Kiprah Gunanusa di industri offshore dunia

Kiprah Gunanusa di industri offshore dunia

mendengar kata Gunanusa yang terlintas langsung adalah nama pak Iman Taufik sebagai pendiri. Gunanusa juga dikenal sebagai pelopor EPCIC contractor spesialis offshore yang ditangani oleh tenaga lokal. lokasinya di Cilegon tentu menjadi nilai tambah sendiri karena akses yang mudah dan tentu saja dekat dengan pasar industri di jakarta.

sejak beberapa tahun lalu sebagian saham Gunanusa sudah diambil alih oleh perusahaan Malaysia dan kelihatannya cukup gencar mencari proyek di luar Indonesia, salah satunya adalah project dari India. tentu ini berita sangat bagus mengingat biasanya mereka mengerjakan project dari klien lokal Indonesia (Peciko/Tunu-nya Total Indonesie, Ujung Pangkah-nya Hess)

berikut adalah berita dari bataviase.co.id tentang kiprah Gunanusa mengerjakan project overseas.

 

CILEGON-Kontruksi pembangunan anjungan minyak dan gas lepas pantai (offshore oil and gas) buatan dalam negeri kini mendapatkan pengakuan dunia internasional. Setidaknya, empat negara tertarik untuk mendapatkan teknologi pengeboran minyak bumi dari Indonesia. Hal ini diungkapkan Presiden Direktur PT Gunanusa Utama Fa-bricators. Samad Solbai saat mengadakan press briefing di kantornya, Cilegon, Banten, Selasa (4/1).

Perusahaan tersebut lengah menyelesaikan pengerjaan anjungan dan gas lepas pantai dengan perusahaan minyak asal India dengan nilai kontrak sebesar USD 333 juta. Proyek tersebut merupakan yang terbesar setelah berhasil menyisihkan pesaingnya, yakni tiga perusahaan konstruksi lokal. Konstruksi tersebut segera dipasang di laut Mumbai High, India dua bulan kemudian.

Proyek yang diberi nama ONGC ICP-R ini memiliki bobot sebesar 9.500 ton yang terbagi dalam lima modul yang nantinya dipersatukan di lautan lepas. Kontruksi ini sedalam 80 meter di bawah permukaan laut dan anjungannya setinggi 40 meter di atas permukaan laut. “Kami juga memiliki kontrak dengan Thailand serta Ujung Pangkah Laut Jawa semuanya senilai USD 650 juta,” ungkapnya.

Modul yang tengah menjalani proses penyelesaian ini terbagi dalam tiga buah, masing-masing terdiri atas proses pengilangan, control room, hingga power generator. Untuk menunjang kebutuhan para pekerja, manajemen akan membangun sebuah kantor serta gymnasium. “Panjangnya sekitar 80 kaii 30 meter, untuk di atas permukaan laut diperkirakan akan mencapai 40 meter,” jelasnya.

Sedangkan proyek yang keduaadalah HESS Ujung Pangkah CPP dan AUP dengan bobot total mencapai 6.000 ton senilai USD 200 juta. Kedua struktur yang nantinya dihuni sekitar 35 pekerja itu dipasangdengan kedalaman 10 meter dengan bobot masing-masing sebesar 2.650 ton dan 2.080 ton. “Di atasnya, kita bangun refinery atau kilang minyak yang bisa diangkat dan dipasang ditengah laut,” tambahnya.

Terakhir, pihaknya juga mengerjakan PTTEP QPS (Quarter Platform South) dengan bobot mencapai 3.500 ton sebagai tempat tinggal 158 pekerja. Rencananya, konstruksi tersebut akan dipasang di Bongkot atau lepas pantai Teluk Thailand. “Jumlahnya mencapai 160 bed yang masing-masing harganya mencapai Rp 1 miliar (USD 1 juta),”sahut Edy Rijanto, Direktur Operasi PT Gunanusa Utama Fabricators.

Ketiga proyek itu menyerap tenaga kerja sebanyak 6.500 orang. Sebagian besar direkrut dari sekitar lokasi konstruksi. Sebelumnya, perusahaan ini telah melakukan kerja sama dengan beberapa negara seperti Brunei Darusslam dan Amerika Serikat. “Ke depan kami akan melaksanakan proyek bersama perusahaan minyak di Malaysia dan Thailand,” bebernya, (tyo)

Categories: EPC and Migas Tags:
  1. ryokusumo
    October 7, 2011 at 2:56 am

    tapi sampai sekarang belom ada project lagi nih PTG…

  1. No trackbacks yet.

Leave a comment