100 Kota Paling Enak untuk Expatriate

Di majalah Business Week belum lama ini, ditampilkan daftar 100 kota yang paling enak untuk ditinggali oleh expatriate. Katanya ‘world’s top 100 most liveable cities’ ini ditinjau dari beberapa hal seperti kestabilan politik dan keamanan (amat penting buat expatriate!), nilai kurs mata uang, kualitas sekolah, housing, etc.

Dari beberapa kota ini sebagian sudah pernah saya datangin dan saya mau kasih sedikit komentar.

Berikut daftarnya (sampai nomer 20 aja yaa…):

EPC company di Indonesia

Berikut ini sedikit nama-nama EPC company yang beroperasi (memiliki kantor) di Indonesia, juga sedikit backgroundnya. Sebagian besar di Jakarta tentunya. Nama-nama ini (saya usahakan) akan di update terus.

Berikut secara alphabetik:

1. AMEC Berca: ini H/Q-nya di UK. di Indonesia joint dengan grup Berca (itu lho grupnya Murdaya). Project mereka (kalo gak salah) saat ini banyak untuk TotalFinaElf (d/h Total Indonesie)

2. Bechtel Indonesia. Setau saya dulu memakai nama PT Purna Bina Indonesia, tapi kok belakangan jarang kedengaran lagi (any info from readers?)

Tidak Sulit Menemukan Wajah-Wajah Muslim di Denmark

(ini tulisan saya lima tahun lalu…)

Publikasi 26/11/2002 07:59 WIB
[b]eramuslim, Ebsjerg, Denmark – Denmark adalah salah satu negeri di Eropa Utara, tepatnya di kawasan Skandinavia. Skandinavia sangat dikenal di dunia akan konsep ‘welfare state’ di mana kemakmuran sangat di jaga, berdasarkan konsep keadilan sosial, salah satunya karena tingkat pajak yang tinggi.
Populasi muslim di kawasan Skandinavia tidaklah sebanyak di kawasan Eropa lainnya (saat ini, prosentase populasi muslim terbesar di Eropa adalah di negeri Perancis). Di Denmark sendiri, dari total populasi sekitar 5.3 juta penduduk, jumlah kaum muslimin diperkirakan tak lebih dari 200 ribu orang. Sebagian besar diantaranya adalah imigran dari Turki, Arab, dan Pakistan, dan juga pengungsi dari Somalia dan Bosnia. Khusus untuk muslim Pakistan, sangat terasa sekali kehadirannya, karena barangkali lebih dari setengah pengemudi taksi di Kopenhagen adalah orang Pakistan.

Apakah itu industri EPC?

Untuk sebagian besar orang mungkin istilah EPC tidak terlalu dipahami. Biasanya orang lebih sering menyebutnya contractor, yah intinya orang yang bekerja berdasarkan ‘contract’ yang disepakati. Jangan salah lho, ini belum tentu berarti ‘constructor’ (=orang yang melakukan konstruksi) karena bisa saja contract nya hanya mendesign saja, atau malah membeli saja.

Oke deh, kita mulai ya.

EPC itu singkatan dari Engineering, Procurement, Construction. Kadang-kadang juga ditambah Installation, sehingga menjadi EPCI (biasanya ini untuk yang bermain di offshore/platform). Juga bisa ditambah C lain (jadi EPCC) jika dimasukkan Commissioning (test unjuk kerja).

Balance Work and Life

Kemarin boss saya – orang UK – sempat bicara tentang kebiasaan salah satu Client-nya (entah orang mana dan kapan) yang ngga punya keseimbangan hidup dalam bekerja karena punya working hours (in a day) yang terlalu lama.

Saya jadi ingat istilah P4 (pergi pagi pulang petang) di Jakarta dulu yang khususnya mengomentari orang yang ‘gila kerja’. Malah kadang istilahnya disebut ‘gak pernah liat genteng rumah’ karena pergi habis sholat subuh dan pulang lepas maghrib 😀

Apa banyak orang yang kayak gitu di Jakarta (dan kota-kota besar lainnya?) kayaknya sih memang iya mengingat beban kerja yang tinggi dan – nah ini dia – untuk menghindari macet!!!

Terus terang alasan yang terakhir ini rada ngga fair juga karena ‘menghindari macet’ tapi mengorbankan kebersamaan dengan keluarga di rumah.

Yang pasti, alasan apapun, ujung2nya hidup jadi gak sehat: keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan dah gak ada…

kalau kualitas kehidupan masing2 susah ya untuk dibahas karena memang ‘sudah dari sono’nya, tapi kualitas ‘kehidupan’ dalam pekerjaan setidaknya lebih bisa kita atur dan kendalikan.

Berikut ini ada beberapa tips yang bisa -mudah2an- membuat kita lebih seimbang dalam kehidupan, dengan memulainya seimbang dalam pekerjaan… (saya sadur dari internet – cuman lupa websitenya he he)

Jangan pinggirkan lagu tempatan – Utusan (Malaysia Newspaper – today’s news)

ISU penyiaran lagu-lagu luar di stesen radio swasta nampaknya kembali hangat. Ia dihangatkan dengan kenyataan demi kenyataan oleh artis dan komposer tempatan yang merasakan nasib diri mereka ditindas di negara sendiri.

Ekoran penyiaran lagu luar negara, terutamanya dari Indonesia yang terlalu kerap, lagu tempatan dilihat terasing dan tidak dipedulikan.

Penyanyi Amy Search meledakkan amarahnya dengan tindakan radio swasta yang dikatakan melampau terhadap lagu dari Indonesia itu.

“Penyampai radio kita kelihatan berlumba-lumba menyiarkan lagu luar dan macam satu kebanggaan pula kepada mereka,” kata Amy baru-baru-baru ini.

Top of the world

Such a feelins comin over me
There is wonder in most everything I see
Not a cloud in the sky
Got the sun in my eyes

Blogs around EPC and Oil & Gas

All,

Belakangan saya suka memindai diskusi di beberapa blog tentang dunia EPC – dunia yang saya geluti 10 tahun ini – terutama EPC yang berkaitan dengan dunia oil & gas. Seru-seru diskusinya mulai dari gaji, karir, gimana bekerja di luar negeri, enakan jadi manager atau engineer etc.

Biasanya saya intip di http://priandoyo.wordpress.com/ atau di http://don85.wordpress.com/ atau malah langsung ke mbahnya (pisss man :-D) di http://rovicky.wordpress.com/

ada beberapa hal yang menarik saya kira, dan boleh dong saya kasih pendapat…

Expat melayu di negeri melayu

Melayu?

yup. i have many things to do with this word. at least, rumah saya di kampung melayu, jakarta (do i need to show you where is that?) dan sekarang saya jadi expat melayu di negeri melayu.

easy to guess, indeed. sekarang saya jadi expat di malaysia. expat? berhak dong ngomong gitu kan dah pegang expatriate card yang gold card itu lho… expat melayu? lhaa bener tho, saya kan orang melayu. di negeri melayu? no doubt lah –